Pendidikan Yang Bercorak 4.0

Oleh : AGUNG HERMANUS RIWU, S.Pd., Guru SMPK Giovanni Kupang/Penggerak Program Gerakan Sekolah Menulis Buku

Tahun 2020 menjadi lompatan baru bagi pendidikan Indonesia. Ragam kebijakan pendidikan bermunculan dalam kurun waktu yang sangat mepet. Status darurat kesehatan yang diultimatum pemerintah akibat pandemi, memaksa penyelenggaraan pendidikan yang selama ini berlangsung di sekolah dialihkan ke rumah.

Perubahan total itu menjadi sumber mengalirnya berbagai kebijakan baru seperti pembelajaran jarak jauh, penyederhanaan kurikulum dan perangkat administrasi guru hingga fleksibelitas penggunaan dana BOS untuk pemenuhan kebutuhan pembelajaran online.

Meskipun belum dapat dikatakan efektif 100 persen, apresiasi tetap pantas diberikan kepada lembaga Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan seluruh lembaga pendidikan yang berjibaku agar pelayanan pendidikan tetap berjalan dan mudah diakses oleh peserta didik di seluruh pelosok tanah air.

Jika berkaca pada proses pembelajaran yang telah berjalan lebih dari setahun terakhir, maka kita akan melihat terjadinya pergeseran paradigma pembelajaran dari yang semula terselenggara secara konvensional berganti menuju pembelajaran yang berbasis pada teknologi informasi dan komunikasi.

Saat ini manajemen pembelajaran yang dikelola oleh guru menggunakan konsep e-learning. Sumber dan media pembelajaran tidak bisa dipisahkan dengan aplikasi atau layanan ilmupedia dan conference seperti, Google Classroom, Google Form, Google Meet, Zoom, Cloudx, Youtube, Whatsap, Facebook dan produk digital lainnya.

Penggunaan teknologi tersebut memberi dampak yang besar bagi perubahan cara pandang pelaku pendidikan terhadap pelaksanaan pembelajaran. Rosenberg (2001) menyatakan kemajuan pada teknologi informasi dan komunikasi menyebabkan lima pergeseran di dalam proses pembelajaran yakni, pergeseran dari pelatihan ke penampilan, pergeseran dari ruang kelas ke dimana dan kapan saja, pergeseran dari kertas ke online atau saluran, pergeseran fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, dan pergeseran dari waktu siklus ke waktu nyata.

Meskipun masih terdapat sejumlah masalah seperti kemampuan orang tua memenuhi kebutuhan kuota internet atau adaptasi peserta didik, perubahan besar pada proses pendidikan yang terjadi saat ini memberikan gambaran bahwa pendidikan di Indonesia sedang mengalami revolusi menuju pendidikan yang bercorak 4.0.

Ciri-ciri pendidikan bercorak 4.0 tercermin dari penggunaan internet (internet of things) sebagai media yang multifungsi yaitu sebagai media komunikasi dan sumber informasi, pengembangan lembaga pendidikan menjadi smart organization serta adanya kerja sama antar elemen yang memungkinkan tercapainya tujuan.

Melalui jaringan internet, komunikasi dapat dilakukan secara personal maupun masal. Dalam waktu yang sama di tempat berbeda dengan jarak yang jauh, guru, peserta didik dan orang tua saling bertukar informasi dan berkomunikasi. Terlebih lagi dengan hadirnya teknologi internet sebagai sumber informasi, memungkinkan guru dan peserta didik dapat mencari segala ilmu pengetahuan dan informasi termasuk penemuan-penemuan baru dengan mudah, cepat dan murah.

Volume informasi yang besar (big data) baik terstruktur maupun tidak terstruktur dapat disusun, diolah, dianalisa dan disimpan, yang memudahkan guru dan peserta didik dapat memperkaya wawasan, memacu inisiatif untuk belajar lebih luas serta yang terpenting setiap peserta didik di Indonesia memperoleh kesempatan yang sama mendapatkan ilmu pengetahuan dan informasi.

Iklim positif sedang berlangsung saat ini, melihat sebagian besar sekolah terpacu mengelola pendidikan dengan manajemen berbasis teknologi. Kebijakan dan standar operasional prosedur yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan mengontrol segala proses pembelajaran dan aktifitas sekolah menggunakan teknologi komputer. Dengan kata lain, sekolah sedang meningkatkan proses melalui kombinasi antara otomatisasi dan optimasi diri.

Hal baik lainnya yang ditemukan dengan perubahan sistem pendidikan saat ini adalah menguatnya kerja sama antara sekolah, orang tua dan masyarakat. Ketika pembelajaran masih berlangsung di sekolah, urusan pendidikan anak terkesan secara tidak proporsional hanya dibebankan kepada lembaga pendidikan. Seolah-olah keberhasilan dan kegagalan peserta didik seluruhnya tergantung pada sekolah.

Dengan adanya kebijakan belajar dari rumah, orang tua ikut mendampingi aktifitas peserta didik sekaligus dapat mengikuti dengan jelas perkembangan setiap anak.

Benar bahwa kebijakan saat ini merupakan tanggapan atas situasi darurat kesehatan yang melanda Indonesia, tetapi jika kita melakukan refleksi lebih dalam terhadap minimnya peran orang tua (keluarga) dan masyarakat terhadap pendidikan yang selama ini berjalan (sebelum pandemi), kita akan sepakat pada suatu kesimpulan bahwa situasi darurat saat ini telah mengembalikan kesadaran orang tua sekaligus masyarakat untuk ikut mengontrol, memotivasi dan memenuhi segala kebutuhan pendidikan anak.

Ketika pandemi korona teratasi atau tepatnya ketika penyelenggaraan pendidikan berjalan normal di sekolah, kebiasaan yang sudah terbangun lebih dari setahun terakhir dapat dikembangkan lebih jauh untuk menjadikan sekolah sebagai lembaga yang menumbuhkan kreatifitas dan inovasi bagi semua elemen yang melekat di dalamnya.

Namun demikian, ada langkah-langkah penting yang harus diperhatikan dalam rangka mengembangkan pendidikan Indonesia bercorak 4.0. Pertama, penyediaan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi yang merata di seluruh Indonesia seperti layanan listrik, akses internet, perangkat komputer dan aplikasi manajemen sekolah.

Kedua, pemantapan sumber daya manusia sebagai pelaku dan operasional sistem melalui pelatihan yang memadai. Hal ini penting agar tenaga pendidik dan kependidikan semakin terampil memanfaatkan teknologi, baik dalam mengelola pembelajaran maupun sistem informasi sekolah.

Ketiga, komitmen dan integritas dalam mengimplementasikan sistem manajemen sekolah agar terhindar dari penyalahgunaan informasi sekolah untuk kepentingan-kepentingan yang bertentangan dengan aturan.

Kesimpulan

Segala perubahan yang terjadi saat ini memberikan prospek cerah bagi perkembangan sistem pendidikan Indonesia di masa mendatang. Penyatuan antara sumber daya manusia (guru, peserta didik dan orang tua) dalam sistem smart organization (sekolah) yang menggunakan cara kerja internet of things, akan mengubah wajah pendidikan Indonesia menjadi pendidikan yang bercorak 4.0 yakni tersistem, terstruktur, terpantau, moderen, canggih dan efektif, terlebih untuk menghadapi persaingan global.

Penyatuan semua unsur adalah upaya penting yang benar-benar membuat sekolah menjadi lembaga cerdas yang mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945.